Sunday, August 19, 2007

Siapa Peduli Wirausahawan Mikro ?

Kasihan para wirausahawan mikro (tukang koran, tukang permen, usaha kaki lima) dengan modal kecil. Mereka tidak mampu membayar sewa, sehingga hal yang sangat mungkin dilakukan adalah menggelar dagangannya di lapak-lapak pinggir jalan. Mungkin, terlihat kurang rapi, tetapi siapa yang peduli ?

Para wirausaha mikro tersebut belum tentu salah, apalagi kalau Pemda tidak menyediakan lahan gratis (atau minimal semurah mungkin) kepada mereka. Padahal, para wirausahawan mikro tersebut hanya berjuang untuk bisa menafkahi keluarganya, dan itu pun tidak gampang. Mengapa ? penyebabnya banyak hal. Ini, beberapa diantaranya.

Pertama, soal persaingan. Mereka harus bersaing antar teman untuk berebut lahan untuk menggelar barang dagangannya. Apalagi bila barang dagangan yang dijual sama, tentu persoalan kecil bisa memperuncing hubungan antar teman sesama wirausawan mikto. Belum lagi, jika tidak memperoleh lahan, pastilah terbayang, akan pulang dengan tangan hampa.

Kedua, soal petugas. Berjualan di tempat-tempat “terlarang” meskipun sudah memberikan tips untuk oknum, tetap saja setiap saat was-was diuber-uber petugas – yang juga sesama rakyat kecil. Ketidaknyamanan ini nyaris menjadi teman dan sahabat para wirausahawan mikro setiap hari. Tentu akan menjadi kemewahan, bila perasaan negatif ini bisa disingkirkan.

Begitulah, persoalan yang dihadapi oleh para wirausahawan mikro – yang perannya terlihat jelas, tetapi penghargaannya sangat minimal – ini tidak gampang. Pemda sendiri, tidak memiliki action plan yang menjadi solusi bagi mereka. Meskipun terlambat, saatnya Pemda melakukan konsentrasi terhadap penataan tempat-tempat yang strategis untuk digunakan sebagai lahan untuk berjualan pada usaha mikro.

Bila perlu Pemda melakukan negosiasi terhadap pemilik lahan-lahan kosong di tempat perkotaan untuk “digunakan sementara” oleh para wirausaha mikro. Daripada dibiarkan menganggur dan tidak ada nilai manfaatnya. Apalagi nasib “jatah lahan” untuk para wirausahawan mikro yang kabarnya disediakan oleh para pengembang semakin tidak kelihatan komitmennya.

Tolonglah, berikan ruang untuk bisa mencari nafkah bagi wirausahawan mikro. Terima kasih.

Surat Pembaca ini dimuat di Situs Rakyat Merdeka, Minggu, 19 Agustus 2007.