Thursday, May 10, 2007

Pemimpin Harus Berani Pasang Badan untuk Rakyat

Di tengah-tengah kesulitan warga menghadapi berbagai persoalan masyarakat, seringkali para pemimpin kita bersikap cuek dan tidak peduli. Bahkan tidak jarang sikap dan tindakan mereka justeru menyusahkan rakyatnya.

Banyak kisah menceritakan hal tersebut, misalnya dalam kasus penggusuran tempat usaha mikro, penertiban pengemis, razia pekerja seks komersial (PSK), dan sebagainya.
Sehingga boleh dikatakan, sangat sulit mencari pemimpin atau birokrat atau pejabat yang berani pasang badan untuk melindungi kepentingan warganya.

Pernyataan Gubernur DKI Sutiyoso yang mengemukakan dirinya siap pasang badan sampai titik darah penghabisan untuk membela puluhan ribu masyarakat Kelurahan Meruya Selatan, Jakarta Barat -- yang terancam eksekusi tanah -- sungguh sikap yang sangat gentlement dan memiliki nilai spirit leadership yang luar biasa.

Sikap seperti ini sudah sangat jarang ditemukan dalam diri para pemimpin kita, sehingga pernyataan Sutiyoso seperti oase di padang gurun. Dalam kontekstual kekinian yang sedang mengalami krisis kepemimpinan, kita menantikan sikap-sikap kepemimpinan nasional yang siap pasang badan untuk rakyat dan bergandengan tangan melawan kemiskinan, pengangguran, dan ketidakadilan hukum.

Semoga para pemimpin nasional pun mau belajar dari Sutiyoso.

(Surat Pembaca ini dimuat di Harian Sinar Harapan, Senin, 15 Mei 2007).

1 comment:

Christian F. GUSWAI said...

Ini menggelikan. Bukankah Sutiyoso paling senang menggusur warganya tanpa memberi solusi? Sekarang kok tiba-tiba jadi pahlawan? Jangan-jangan karena mau dekat 2009. Patutlah kita curiga karena selama ini dia tidak pro rakyat kok. Banjir di masa pemerintahannya luar biasa. Kok dia tidak pasang badan untuk selesaikan pembangunan banjir kanal timur.